Chapter 1
Author: Alfiana D. Puspita
Genre: Adventure, Horror, Humor, Mystery, Romance, Supernatural, Suspense
Rating: T
Warning: Disclaimer, Songfic, Deathfic, OC, Fanservice, Read and Review
Length: Chaptered
Note: Ini fanfic pertamaku, jadi masih belum terlalu terbiasa. Maaf kalau ada halx2 yang ganjil/membingungkan, namanya juga manusiawi -_- (Mohon kritik dan sarannya)
“Eh??? Jadi dia sudah bertunangan?” Tanya Kai, sontak berdiri dari tempat duduknya bersamaan dengan secangkir kopi panas yang dia pegang, tiba-tiba tumpah ke celana pendeknya, celana pendek biru tua yang sering dia pakai pada saat bersantai.
“Loh? Kau tidak tau? Makanya jangan keseringan jalan ama pacarmu!” Kata Reita, sambil memberikan lap ke Kai.
“Suka-suka aku dong! Mau jalan besok kek! Mau jalan hari ini kek! Atau mau jalan sekarang juga engga apa-apa kok! Toh dia juga engga keberatan.” Balas Kai, sambil melap celana pendeknya.
“A-apa? Hei, Reita. Ini lap bekas apa?”
“Mmm? Oh… itu lap bekas shoyu*.” Balas Reita dengan wajah datarnya.
“HAAAH???! Berengsek! Kamu tau kan ini celana favoriteku!!! C-E-L-A-N-A-F-A-V-O-R-I-T-K-U!!!?”
Reita yang merasa berhasil telah mengjahili Kai, langsung kabur dengan cepatnya.
“WOOOI!? REITA!!!”
“Argh! Ribut!!! Pagi-pagi udah kelahi lagi!?” Geramku, membuatku semakin pusing melihat tingkah kekanak-kanakan mereka.
“Wah… kayaknya ada yang lagi ‘Bad mood’, nih~” Goda Aoi.
“Apa?! Kamu mau ngajak kelahi juga kah?” Jawabku sinis.
“Oh! Oh! Oh~ Sabar Evi-chan… Jangan marah gitu dong ama aku.”
“Aoi… bukan waktunya kamu goda dia” Kata Ruki, yang muncul di belakangku.
“Hoaaam… apa sih ribut-ribut? Memang ada yang lagi menang lotre kah???” Sambung Uruha, menyusul di belakang Ruki.
“Dasar! Yang ada dikepalamu cuman lotre!” Balas Aoi, dan langsung sibuk dengan tweeternya.
Inilah keseharian anggota The GazettE, dibalik kemilaunya di panggung. Mereka ini kalau udah ngumpul, pasti ada aja kejadian. Kayak saling jahili satu sama lain, bikin rusuh, ngelakuin hal-hal yang malu-maluin, dan baaaanyak lagi… (entah karna mereka udah jadi musisi terkenal, urat malunya udah pada putusan) Yah… gimana lagi. Itu MEMANG karakter mereka. Walaupun kadang-kadang aku juga lumayan happy dengan tingkah laku mereka (tapi lebih banyak stresnya!)
Aku? Oh gomen ne, kalian pasti bertanya-tanya, aku ini siapakan? Watashi wa Evi desu*! Aku adalah salah satu kru The GazettE, lebih tepatnya kru bagian make-up. Aku berasal dari Indonesia, Samarinda. Aku seorang gadis manis (?) yang sangat memimpikan untuk pergi ke Jepang! Dan, akhirnya berhasil! Setelah belajar dengan giat, kerja keras, dan tidak lupa berdoa kepada Allah SWT, aku bisa menggapai cita-citaku. Dan tidak disangka-sangka, dengan ilmu bermake-upku (terima kasih untuk ibuku yang mebibingku) aku bisa menjadi salah satu kru make-up The Gazette! Senang banget!? Plus terharu... karna aku bisa bertemu dengan idolaku! (apalagi nyentuh muka mereka, hadedeh! Rasanya enda mau cuci tangan lagi!?XD)
Tapi… semakin lama bersama mereka, mataku telah terbuka lebar, bahwa mereka itu JUGA manusia biasa. Dulu, aku selalu memuja-muja mereka dan selalu menganggap mereka sebagai ‘manusia yang sempurna’. Sekarang… amit-amit dah aku beranggapan seperti itu. Mereka itu bagaikan lebah yang berkerumunan disekitar telinga! Ngoceh aja! Mengeluh terus! Kalau engga ditepati keinginannya pasti mereka akan ‘menyengat’ kita dengan kata-kata kasarnya! Dan langsung nancap ke hati, sakit!?
Haaaa…. Walaupun begitu, mereka kadang-kadang juga bersifat baik dan manis (lebih sering Kai) Misal kalau kita lagi pengen sesuatu (walaupun cuman bilang pingin, tapi engga berharap dilakuin/dipenuhi) mereka pasti akan memenuhinya. Dan pas lagi ngasih sesuatu, pasti mereka bilang “Aku udah engga pakai lagi, itu mau kubuang tapi buatmu aja, tadi aku jalan-jalan dan liat ini jadi sekalian aja kubelikan” dan seterusnya. Yah… senang sih, dapat banyak barang-barang yang bisa dibilang aku engga mampu beli karna terlalu mahal maupun ‘limited edition’ jadi aku enjoy aja (walaupun aku sering banget bilang ngerepotin dan enggan ngambil, tapi karna mereka memaksa jadi aku terima deh! Kan rejeki engga boleh ditolak)
Pagi ini kami akan pergi ke studio. Biasa, mereka harus merilis lagu baru karna udah ditagih ama label yang bersangkutan. Aku pun bersiap-siap untuk pergi, walaupun aku yakin disana engga melakukan hal-hal yang penting. Cuman sekadar bantu-bantu aja, apalagi aku udah janji ama mereka untuk buatkan nasi goreng pas makan siang nanti (dan Kai sangat ingin sekali diajarin) Aku pun mempersiapkan semua barang dan bahan yang kuperlukan nanti. Saat itu aku terus bolak-balik dari dapur ke ruang makan, agar tidak ketinggalan apapun.
Ketika semua persiapan selesai, aku melihat selembar kertas diatas kulkas. Karna penasaran, aku mengambilnya. Kertas berwarna pink (atau lebih tepatnya seperti warna bunga sakura), bertuliskan beberapa nama dan tulisan yang benar-benar membuatku bingung. Yang berhasil kutangkap, bahwa ini semacam surat pertunangan.
“Evi-chan… kau sudah selesai?” Dari pintu belakang dapur yang sengaja kubuka karna panasnya musim panas, muncul sesosok pria tinggi berambut coklat yang dibagian poninya sedikit dipirangkan. Yup, dia Uruha. Cowok yang tingkah lakunya masih belum terlalu jelas (?) dan tidak ada yang bisa menebak apa yang ada dipikirannya.
“Oh! Hai*! Aku sudah selesai beres-beres.”
“Yah sudah, taruh barang-barangmu ke mobil. …. Apa itu yang ditanganmu?” Tanya Uruha, sambil menujuk selembar kertas yang baru saja kubaca.
“Ah! Ini? Tadi setelah beres-beres, aku melihat selembar kertas ini di atas kulkas. Karna penasaran jadi aku baca. Maaf aku tidak sopan membacanya tanpa minta ijin dulu.” Jawabku, sambil menyodorkan surat itu ke arah Uruha.
“Jangan merasa bersalah gitu. Engga apa kok, toh itu juga engga terlalu penting. Santai saja, ya?”
“Hai! Arigato*, Uruha-san.”
“Itu MEMANG engga penting BANGET!” Tiba-tiba dari belakangku, muncul Ruki dengan wajah kesalnya. Sontak membuatku kaget.
“Loh? Kenapa engga penting, ini surat pertunangan kan? Pasti salah satu teman kalian ada yang baru bertunangan?” Kataku dengan nada bertanya-tanya.
“Untuk apa mikirin orang kayak gitu! Males aku liat mukanya!?” Kata Ruki dengan nada suara yang tinggi.
“Maaf Evi-chan, tapi orang yang bertunangan itu salah satu teman Ruki. Bisa dibilang, kalau mereka tidak terlalu dekat.”
“Lebih tepatnya musuh bebuyutan!?”
“Aku baru tau kalau Ruki-san punya musuh juga.”
“Ya tentu aja lah! Di dunia ini pasti ada beberapa orang yang tipenya tidak sesuai denganmu.”
“Dan dia salah satunya? Yang cewek atau yang cowok?”
“Yang cowok lah! Baka*! Sejak kapan aku nganggap cewek jadi musuhku? … kecuali dia pernah nyakitin aku.”
“Oh… gitu….” Aku pun langsung terdiam setelah kata-kata Ruki yang sepertinya masih sakit hati ama mantan pacarnya.
“Yang penting, aku malas banget kalau liat dia cengengesan bahagia karna udah berhasil mendapatkan hati seorang putri kaya raya. Argh! Coba dia mati aja!?”
Dan beberapa detik kemudian, kata-kata Ruki tersebut menjadi kenyataan.
~TBC~
******************
Shoyu : Kecap
Watashi wa Evi desu : Perkenalkan, saya Evi
Hai! : Ya!, Baik!
Hai! : Ya!, Baik!
Arigato : Terima kasih
Baka : Bodoh
Baka : Bodoh
chap 2 dong Evi-chan...
BalasHapussabar ya, lagi dalam proses :)
Hapuschap 2nya udah jadi! Silahkan liat di http://alfilovejapan.blogspot.com/2014/05/the-gazette-gazetto-fanfic-carry.html
Hapus