Jumat, 29 Maret 2013

The GazettE ガゼット (Gazetto) GABRIEL ON THE GALLOWS Song Interview (Indonesia Translate)

The GazettE ガゼット (Gazetto) GABRIEL ON THE GALLOWS Song Interview


Sesuai dengan janji, akhirnya selesai juga interviewnya! Karna ini interview the GazettE yang pertama kutranslit, q sedikit merasa degx2 kan seperti apa hasilnya. Dan ternyata cukup memuaskan! Dari kenyataan bahwa lagu ini dibuat pas Uruha-san lagi mabuk dan pernyataan Ruki-san yang bahagia melihat kita menderita dengan liriknya. Tanpa basa-basi lagi, enjoy!


Pewawancara: Lagu ini dibuat oleh Uruha, bagaimana hal itu bisa terjadi?

Uruha: Pada awalnya, itu adalah lagu yang dibuat dari frase gitar biasa dan benar-benar berbeda dari bentuk jadinya. Saya berpikir bahwa saya bisa memberikan nuansa tempo menengah. Namun, kali ini lagu-lagu tempo tengah dilakukan oleh orang lain jadi saya pikir, "Nah, kenapa tidak saya mencoba menaikan temponya sedikit", menaruhnya di komputer saya dan pada saat saya berkata, "Oke, sampai point ini"saat bermain-main dengan data, saya sudah menaikkan temponya terlalu banyak.

Aoi: Terima kasih untuk itu, yang pada akhirnya benar-benar sulit (tertawa).

Uruha: Bagi saya juga, yang benar-benar tidak memadai, saya membuat lagu dimana saya tidak bisa memainkannya (tertawa pahit).

Reita: Sekarang kamu telah melakukannya (tertawa).

Uruha: Hal itu buruk bahwa ketika saya menaikkan temponya, saya melakukannya di rumah sambil minum bir. Ketika saya mabuk ringan, saya berpikir, "Mungkin juga membuatnya lebih cepat!" Dan hanya melakukannya. Saya mempertimbangkan kembali itu sedikit.

Pewawancara: Sebaliknya, saya pikir itu baik. Anda tidak tahu apakah lagu itu akan mendapatkan dorongan jika bukan karena dorongan alkohol, jadi saya pikir pendengar akan menyambutnya.

Uruha: Saya sadar, bahwa ketika waktunya untuk melakukan produksi musik, tidak ada banyak persetujuan untuk hal seperti itu. Tapi ada jumlah yang mengejutkan saya ketika membuat lagu sambil minum. Dan memang benar bahwa saya tidak pernah membuatnya lebih cepat, kepribadian lagu ini tidak akan hidup.

Reita: Aku suka lagu ini. Cepat tetapi bagian chorus yang tidak biasa, karena melodi dan chorus yang baik. Setelah selesai, ketika saya mendengarkan album, sering sekali saya bernyanyi bersama dengan lagu ini.

Uruha: Benarkah? Dimana?

Reita: Dalam mobilku (tertawa). Ini seperti sebuah lagu yang sangat terasa-bagus untuk didengarkan.

Kai
: Saya dapat memahaminya, juga. Ini adalah lagu yang, ketika saya memainkannya, saya harus tekan ke ritme yang lebih dalam. Hal ini tidak begitu umum dengan lagu-lagu GazettE yang lain, maka kali ini saya mendapat tantangan yang menarik.

Aoi: Pada dasarnya, lagu-lagu yang membuat Uruha selalu penuh barang "adiktif".

Pewawancara: Saya setuju. Mereka memiliki kesan memiliki satu atau dua tikungan. Pada kesempatan ketika anda mengekspresikan lagu-lagu itu, apakah anda perlu pendekatan lain dari biasanya?

Aoi: Begitulah. Mengenai lagu ini, karena saya punya spesifikasi dan permintaan dari Uruha, saya menurutinya.

Pewawancara: Apa jenis spesifikasi tersebut?

Aoi: Tentang menggunakan lenganku, memukul senar sehubungan dengan headstock, hal semacam itu. Aku tidak bisa melanjutkan di mana saja saya bisa tapi, kali ini saya mengindahkan permintaannya untuk yang terbaik dari kemampuan saya (tertawa).

Pewawancara: Adapun Uruha, bagaimana perasaan anda tentang produk tersebut?

Uruha
: Jujur, saya pikir itu menghasilkan dengan baik sampai sekarang. Tempo juga berubah, karena saya menciptakan lagu tidak dengan asumsi akan berada di "DISC2", ketika mendapat tempo ini untuk sementara saya tidak bisa membayangkan bentuk akhirnya sama sekali. Meskipun membutuhkan hal-hal seperti elemen dubstep dan sentuhan elektronik karena kami menaruhnya di "DISC2", lagu itu sendiri adalah batu biasa. Pada awalnya, suara itu secara paksa dikombinasikan menjadi bentuk hancur, dan akhirnya, menjadi seperti sekarang. Dalam hal ini, mungkin sebuah lagu dari saya dimana saya punya banyak masalah terhadap lagu tersebut

Pewawancara: Baiklah, itu bukan lagu yang dibuat dengan cara langsung jadi, "GABRIEL ON THE GALLOWS " memiliki arti yang bagus dan itu dilengkapi dengan unsur-unsur adiktif. Jadi, mengenai lagu ini, Ruki, dari mana anda memilih kata-katanya?

Ruki: Bagi saya, judul "GABRIEL ON THE GALLOWS" terdengar mirip dengan "MY DEVIL ON THE BED" dari "TOXIC". Tapi isi lirik itu sendiri tidak memiliki koneksi khusus. Saya pikir hal itu baik-baik saja jika dapat dilihat sebagai "kelanjutan".

Pewawancara: Lalu, apa isi fokus tersebut?

Ruki: Ketika saya menulis lirik, saya melihat sebuah foto tiang gantungan yang diambil dari jauh. Namun, itu bukan apa yang saya gambarkan dalam lirik. Saya bertanya-tanya apakah tidak apa-apa untuk menjelaskannya? Saya tidak bisa menggunakan seperti ekspresi langsung dalam majalah tetapi, apa yang akan keluar di sini adalah "XX Pasien yang ingin mati". Mungkin, jika itu disensor di sini, semua orang akan mengerti ketika mereka membaca liriknya.

Pewawancara: Ini adalah sesuatu yang anda akan tinggalkan untuk semua orang untuk menguraikannya?

Ruki: Ada banyak fans kami yang membaca terlalu banyak ke dalam lirik kami. Karena itulah hal yang sangat menyenangkan bagi saya, saya ingin semua orang untuk mencoba memperluas imajinasi mereka tentang "GABRIEL ON THE GALLOWS". Seperti sebuah perangkap (tertawa).

Komentar:
Oh! Kita dapat bocoran nih, ternyata "GABRIEL ON THE GALLOWS "ada kaitan dengan "MY DEVIL ON THE BED". Mungkinkah setelah lagu yang 'super duper porno' itu, pada saat itu sang maaf... 'perempuan yang di peeeep' merasa bersalah dan mencoba bunuh diri??? Hmm... tergantung imajinasi kita, karna Ruki-san senang melihat kita kebingungan dengan lirik buatannya.... Untuk sisanya lumayan jelas, dan yang paling bikin q shock itu ternyata Reita-san suka mendengarkan lagux2 the GazzetE dimobilnya sambil menyanyi! (atau cuman q aja yang belum tau???)
Ingin me-repost posting ini? Tolong untuk minta izin melalui komentar dan sertakan sumbernya ^-^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar